Pagi ini aku bangun gak seperti hari biasanya. Mataku terbuka tanpa aku
mendengar suara Alarm Handphoneku yang sebelumnya ga pernah absen untuk
membangunkanku setiap pagi dan aku pun melihat Handphoneku yang masih
tergeletak disamping bantal. Dengan cepat kusingkapkan selimutku dan
segera melipatnya dengan rapi dan aku pun segera beranjak kekamar mandi.
selesai mandi akupun segera mengenakan seragam putih abu-abu dan akupun
berangkat ke sekolah baruku.
Sesampai disekolah aku mendengar suara bel menandakan belajar akan
segera dimulai dan akupun berlari menuju arah ke kelasku. yaa seperti
biasa karena aku anak baru jadi guruku pun menyuruh memperkenalkan
diriku dihadapan teman-teman sekelasku. "Haii teman-teman namaku Jessica
Veranda biasa dipanggil Ve, aku pindahan dari Sma N 6, semoga kalian
bisa jadi teman baik aku, mohon bantuannya ya?" Ujarku sambil berdiri
didepan kelas. dan Serentak teman sekelasku berteriak "Iyaa, sama-sama".
guruku pun mempersilakan aku duduk, duduk sebangku disebelah cewek yang
aku lihat dia keliatan Jutek. saat aku duduk akupun mengajak kenalan
cewek jutek itu "Haii, aku Ve, kamu siapa?"tanyaku. dan diapun dengan
nada tinggi menjawab "aku Kinal". seketika mukaku pun berubah menjadi
sinis.
*Seminggu Kemudian* Saat aku sedang makan dikantin sekolah aku udah kaya
orang gila, ngomel sendirian ga jelas sambil aku masukkan sepotong roti
dalem mulutku. "aaa.. nyebeli, kenapa sih aku nau sekelompok sama dia,
dasar cewek Jutek ga berperi kemanusiaan" teriakku. "Eh.. kalo gak malu
sekelompok sama aku ya udah, Hari ini aku mau kamu tidur dirumahku, aku
tunggu sepulang sekolah langsung kerumahku" teriak Kinal. serentak aku
pun kaget saat aku menoleh ke belakang eksperesi mukaku pun berubah jadi
senyum ga jelas dan ngerasa ga enak sama si jutek itu. Kinal pun pergi
meninggalkan aku sendiri dikantin.
Bel sekolah pun berbunyi menandakan pelajaran telah selesai dan sekarang
waktunya pulang, dengan berat hati aku masih takut, ga ikhlas deh harus
sekelompok sama ini anak apalagi ditambah aku harus tidur dirumahnya
bisa-bisa aku dijutekin semaleman, dimarah-marahin ga jelas, dan aku
bakalan bete bangeet harus ngeliat mukanya, Fikirku. Dari sekolah sampai
dirumahnya kami sama sekali gak ngobrol, mala sedieman, bete banget
kan. Kinal pun mengajak aku Belajar didalam kamarnya, gak terasa jam
hari sudah malam jam pun menunjukkan pukul 21.00 WIB, aku dan kinalpun
menyudahi belajar. Saat kami ingin tidur aku mendengar suara mobil dan
seketika ada yang mengetuk pintu dan memanggil nama kinal, fikirku itu
pasti ibunya kinal. Kinal pun langsung berdiri dari tempat tidur dan
membukakan pintu.
Saat kami berdua sedang dikamar tiba-tiba ibunya kinalpun masuk kekamar
dan akupun langsung menyapa "Haai tante, aku Ve teman sekelas Kinal",
teriakku. ibunya pun tersenyum dan memanggil kinal "kinal udah tidur,
ini mama beliin kamu baju, kamu pasti suka". Kinapun mengambil baju itu
dan langsung menaruhnya dibawa kasur tempat kami tidur, aku melihat ada
banyak sekali tumpukan kado dibawah kasur itu. "nal kenapa bajunya kamu
taruh disitu, kenapa gak didalem lemari aja, kan lebih enak" tanyaku.
Kinalpun memandang wajahku dengan penuh kemarahan, matanya tiba-tiba
melotot dan wajahnyapun memerah "emang apa peduli kamu sih? terserah aku
mau aku taru dimana kek, kamu uga jangan ikut campur deh ini urusan
aku" jawabnya. akupun kaget langsung meninggalkan kinal dikamar dan
akupun menghampiri ibunya kinal yang kelihatan sedih duduk didepan Tv.
"tante kenapa? kenapa tante diam aja? tante liat kan itu semua kado
pemberian tante tapi kenapa coba ditaru dibawa kasur gitu, kinal juga
kenapa sih ga menghargain banget hadiah pemberian dari tante?" teriakku
sambil marah dan bingung. "Tante juga bingung, mungkin Kinal masih marah
sama tante karna papanya sudah meninggal" Ujarnya.
*** FLASHBACK***
Dulu Papanya kinal itu seorang pengacara terkenal, dia meninggal karna
ditembak mati didepan rumah kinal, saat itu ayahnya sedang keluar rumah
membukakan pintu karna terdengar dari luar ada yang mengetuk pintu. saat
papanya membukakan pintu saat itulah papanya tertembak, dan sampai
sekarang belum ada yang tau siapa penembak tersebut.
***
Seketika akupun teringat akan masa lalu aku dulu, kedua orang tuaku dulu
pernah ditabrak lari oleh seseorang dan akupun tidak tau siapa, karna
dulu aku masi SD, jadi belum mengerti. Kejadiaan itu adalah kejadian
yang gak bakalan pernah bisa aku lupain, waktu itu dipemakaman
orangtuaku aku menangis dan berteriak memanggil nama mereka, saat itu
juga ada sesosok lelaki yang mungkin seumuran dengan ayahku, dia
mengajak aku ngobrol dan bilang kalau dia akan membantu mencari tau
siapa yang telah menabrak kedua orangtuaku. selama masa pencarian itu
aku pun dikontrakan rumah, dibelikan pakaian, dan setiap hari aku
dikasih uang untuk makan dan keperluan lainnya. Beberapa bulan kemudian
lelaki itu tidak pernah lagi kelihatan, biasanya dia sering menengok aku
dirumah, tapi sekarang gak pernah sama sekali. Sore harinya ketika
pulang sekolah saat aku menonton TV di Tv itu dihebohkan denga
pemberitaan seorang pengacara terkenal meninggal, seontak aku pun kaget
dan menangis. aku mencari rumah pengacara itu, dan akupun hanya terdiam
didepan rumah pengacara itu tanpa berani masuk, disana aku melihar
sesosok anak perempuan seumuran aku dia menangis memanggil pengacara itu
dengan sebutan Papa, airmata akupun tiba-tiba menetes dipipi karena
melihat kejadian itu, dan saat itulah aku muli brjanji didalam hatiku
kalau aku bakalan menjaga dan melindungi keluarga pengacara itu.
***
Saat ini pelukanku ke tantepun aku lepaskan dan aku langsung kekamar dan
memarahi Kinal dan menjelaskan bahwa semua ini bukan slah mamanya ini
adalah Takdir, toh mamanya juga gak mungkin menginginkan kejadian itu
terjadi, kalau saja mamanya tau ada orang yang mau menembak papanya
mamanya pasti menolongnya. Serentak kinal pun menangis dan memberontak
akupun berusaha untuk menenangkannya dan memeluknya, dan kamipun
terlelap tertidur seakan malam ini adalah malam yang melelahkan buat
kami.
Pagi haripun kami terbangun, dan berusaha melupakan apa yang terjadi
semalam, aku melihat Kinal dia merasa baikkan, saat kami sarapan pagi
Kinal terlihat senang dan dia juga gak Jutek lagi sama mamanya. Saat
kami disekolah pun Kinal sering mengajak aku ngobrol dan sesekali dia
merangkul aku. disekolah pas lagi makan dikantin aku juga mengajari
kinal tersenyum "Kinal...Kinal...Kinal.. coba dengerin aku yaa 1,2,3,
iiih senyuum, sekali lagi yaaah iiih...Senyum, ayo coba" teriakku sambil
mengajarinya. Kinal pun mengikuti gerakan yang aku ajarkan dia mulai
ketawa-tawa sendiri, aku melihatnya aja pengen ketawa sekaligus terharu
melihatnya, seketika airmata dipipiku pun menetes dan aku
menyembunyikannya saat aku berpura-pura memeluknya dan cepat-cepat
menghapus airmata yang menetes.
#continued
Copas from MeyVitaSari.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar