“tunggu bentar ya kak,aku buka kuncinya dulu” kata Frieska ,”ehm..iya dek,nanti aku tidur
dimana?” tanya Beby “nah ayo masuk kak” ajak Frieska “nanti tidur dikamar kak
Melody aja ,pake aja baju dia” sambung Frieska. Beby hanya mengangguk dan
langsung masuk ke kamar Melody. “kak gak makan dulu?” tanya Frieska , “ngga ah
kakak masih kenyang” jawab Beby,tidak lama dia tertidur. Paginya ,Beby susah
bangun karena terlalu lelah, Frieska masih berusaha membangunkan Beby..”kak
udah pagi kak,ayo bangun” kata Frieska sambil menggelitik perut Beby, “aku
masuk siang dek” jawab Beby dengan malasnya. Frieska mengangguk dan langsung
pergi ke kamar mandi , lalu dia sarapan roti. “kak nanti dikunci ya ,ntar ke
rumahsakit aja” teriak Frieska dari luar sambil memasang sepatunya. “woy
cepetan,telat ini” gerutu Sonya diatas motornya. Lalu mereka langsung ke
sekolah,dijalan Sonya bertanya sm Frieska “eh,siapa tadi yg dirumah lo? Kayanya
bukan the Melody” tanya Sonya, “oh itu..yg tadi itu kak Beby,temen kampusnya
kak Ve.” Jawab Frieska sambil memainkan hpnya..”loh emang the Melo kemana?”
tanya Sonya lagi, “kakak di RS nemenin kak Ve lg sakit” jelas Frieska lagi.
Sonya diam,tidak menjawab lagi sekarang dia hanya fokus ke jalan. Tidak lama
kemudian mereka sampai disekolah.
***
“Mel,mel bangun mel..udah pagi” bisik Veranda kearah Melody
yg sedang tidur di samping tangannya, “ah apaan?” tanya Melody yg masih
mengantuk memaksakan untuk membuka matanya.. “eh Ve lo udah bangun,makan ya”
kata Melody yg sudah sadar dari ngantuknya, “iya Mel” jawab Ve . Melody
kemudian menyuapi Veranda, mereka bercanda2 hingga akhirnya ada seseorang membuka
pintu kamar inap Ve… seketika pandangan Ve hanya terarah ke orang itu,dengan
pandangan yg kesal penuh amarah ,Ve lalu membentak “heh ngapain lo kesini? Gw ga
perlu lo lagi,lo kira dengan nganterin gw kesini lo bisa gw maafin? Nggak !” “Ve,udah
ve gapapa kok dia kesini. Kamu istirahat aja” kata Melody me nenangkan Veranda,
“woy lo cewek gak tau terimakasih ya? Udah sukur2 lo gw anterin. Gak sopan lo!”
balas orang itu sambil menunjuk Veranda. Veranda terpancing emosi
...bersambung...